Skip to main content

Kiai Sahal Wafat, PBNU Instruksikan Salat Ghaib dan Tahlil



Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan kepada seluruh umat Islam, khususnya Nahdliyin, untuk melaksanakan salat ghaib dan membaca tahlil sebagai bentuk penghormatan kepada Rais ‘Aam PBNU KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh, yang meninggal dunia pada Jumat (24/1) pukul 01.05 WIB.

“Mari kita berikan penghormatan terakhir kepada Kiai Sahal dengan melaksanakan salat ghaib,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulthan Fatoni di Jakarta.

Selain itu, lanjut Sulthan, PBNU juga menginstruksikan dibacakannya doa dan tahlil untuk Kiai Sahal yang meninggal dunia di usia 76 tahun. “Di masjid An Nahdlah (Gedung PBNU) sendiri tahlil akan dilakukan selama 7 hari berturut-turut,” lanjutnya.

Kiai Sahal yang lahir pada 17 Desember 1937 tersebut rencananya akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Waliyullah Mbah Mutakkin, pagi ini sekitar pukul 09.00 WIB.

“Tepatnya di sebelah makam Kiai Abdullah Salam, paman Kiai Sahal yang sekaligus salah satu pembimbingnya hingga menjadi ulama besar seperti sekarang,” ujar Sulthan.

Hingga kematiannya Kiai Sahal masih menjabat sebagai pemimpin tertinggi (Rais ‘Aam) di PBNU, sejak yang pertama kali dijabatnya pada tahun 1999 silam. Kiai dengan konsentrasi penguasaan ilmu fiqih tersebut juga menduduki jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak tahun 2000 – sekarang.

Dalam beberapa pekan terakhir pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen Margoyoso, tersebut memang mengalami penurunan kondisi kesehatan yang mengharuskannya menjalani perawatan intensif di RS Kariadi, Semarang. Jumat pekan lalu kondisinya sempat membaik dan dokter mengizinkannya pulang, namun tiga hari setelahnya kembali labil, hingga Allah SWT memanggilnya.

“Allahumma firlahu warkhamhu wakfu anhu. Allahumma la takhrimna ajrahu wa la taftinna bakdahu wahfirlana walahu,”

Popular posts from this blog

Be Confident,Right Now..

There is a typical expression in a job interview than most university graduates, when asked, "How do you see your life the next three years?". My experience is rarely found fresh graduates who spontaneously described it very well what he had in mind. Most even give a reaction with a standard body-language: eyes glancing upward (as if looking lizard on the ceiling), then watched again the interviewer with a grin, as he later said confused, "How are you? ". There are many people who live like a cocoon. Do not know what to do with the future of his life. They do not have a clear self-concept, so she felt alone, dark and scary. Though all the pupae have the potential (potential Within) to become a beautiful butterfly. Pupa too quick to punish himself, he did not know that he had to undergo transformation to become a beautiful butterfly. We are all not a cocoon. We all know, one day we will be a "butterfly" beautiful. Are not we all been equipped with self-...

Restoring Confidence

At first let us consider the worst thing if that could happen in our lives as a human? What is the worst thing is when we lose our lovers? Or the worst thing is when we lose our jobs? Or when we have a disaster? For me, actually the worst thing that could happen in the life of a human being rather than coming from outside and then into the human self. Cases that can destroy most human beings is not something that comes from outside and then ambushed her life. Whether it's lost jobs, lost lover, or lost revenue. Not that one, but the worst thing that could happen in a person's life is when people are losing confidence with himself. Other terms, borrowing the language of teenage slang, no longer confident. People are desperate means he no longer could trust himself. This is the most dangerous because of despair coming from inside one's heart. Something that comes from outside, over time can be removed, but what happens in human life, that's just the person who can sol...

KPK sebenarnya juga bisa andil menanggulangi banjir Jika KPK mau

KPK sudah agak berhasil menangkap gembong gembong korptor dinegri ini ,tetapi sekalipun para koroptor sudah banyak yang tertangkap atau terungkap tetapi anehnya masih belum bisa menekan angka koropsi, sekarang bagai mana bila KPK juga ikut andil mengatasi banjir dengan biaya yang didapat dari para koruptor,jadi kalau KPK dapat sitaan uang dari para korutor itu sebaiknya jangan dimasukkan kas Negara tetapi alangkah indahnya jika uang sitaan dari para koruptor itu dipakai untuk membuat sungai layang yang mirip dengan jalan layang  diawali dari daerah daerah yang kena banjir menuju kelaut ,dan sungai sungai tersebut dinamai pakai namanya sang korptor tersebut .Upamanua sungai akil muhtar ,sungai andimalaranging ,sungai angelinasondak ,sungai anas urbaningrum ,sungai Lutfi hasan iskhaq dan yang lain lainnya ,jika sungai sungai koruptor tersebut bisa  diwujudkan Jakarta akan aman darui banjir Tidak usah repot repot